Kamis, 02 Juni 2011

GILA WAYANG SEJAK KECIL

Adam sedang bermain dengan sang ayah, H. Rhoma Irama
Tidak dapat dipungkiri, masyarakat kota Solo dan sekitarnya, terutama pecinta budaya dan kesenian Jawa, pastinya tahu sosok Adam Ghifari. Bocah multi talenta ini begitu cepat melesat popularitasnya melalui kepiawaiannya memainkan wayang kulit. Ya….dialah ki Adam Ghifari, dalang cilik dari kota bengawan. Bakat dan keahliannya dalam dunia pewayangan sudah tidak diragukan lagi. Bukan hanya kota Solo, bahkan kota-kota lain pernah ia singgahi untuk mengobati kerinduan para pecandu wayang kulit. Mulai dari Soloraya, Semarang, Salatiga, Pati, Malang, Purwokerto, Yogyakarta, Bekasi, Jakarta, dan kota-kota lainnya.

Sepulang sekolah, pertama kali yang dipegang adalah wayang




















































































































Bayangkan, di usia yang masih belia, 11 tahun, Adam telah melalang buana berdakwah dan menghibur masyarakat melalui budaya adiluhung Jawa, yaitu wayang kulit. Puncak prestasinya, di usia yang belia ini di bidang seni dan budaya antara lain: penyaji terbaik festival dalang cilik tingkat nasional tahun 2008 di Jakarta, juara I festival kethoprak pelajar 2008, juara I lomba mendongeng bahasa Jawa tingkat Surakarta, predikat Dalang Ngabehi alias dalang serba bisa, mulai dari sabetan, suluk sampai dengan skenario cerita pada acara Temu Dalang Nusantara ke-3 tahun 2009, dan menjadi dalang bocah terbaik untuk kategori sanggit pada acara Diesnatalis Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2010. Dan yang lebih hebat lagi, di usia yang mungil ini, dia telah mementaskan wayang sebanyak 60-an kali dengan berbagai lakon dan cerita. Atas bakat dan kecintaan yang luar biasa terhadap seni tradisi, Adam dinobatkan sebagai sang bintang atau meraih juara I pada ajang pencarian anak berbakat tingkat Jateng-DIY tahun 2010 yang diselenggarakan oleh sebuah stasiun TV lokal.


H. Mudjiono, S.Kar, guru dalang Adam sejak kecil


Tiada hari tanpa main wayang
Bocah kelahiran Solo, 13 September 1999 ini, mulai menyukai wayang sejak usia 2 tahun. Awalnya Adam, secara tidak sengaja melihat pertunjukan wayang kulit di daerah Mojosongo tempat tinggalnya, pada bulan Agustus 2003. Sungguh di luar dugaan pada waktu itu, tidak seperti anak sepantarannya, dia begitu serius mengamati pertunjukkan wayang, bahkan minta duduk deretan paling depan, agar bisa menyaksikan setiap gerakan wayang yang dimainkan oleh sang dalang. Nah, sejak itu, kegilaan Adam akan wayang semakin menjadi-jadi. Setiap mau tidur, dia minta diceritakan tentang cerita wayang dan tokoh-tokohnya, seperti pendhowo limo dan punokawan. Suatu ketika, sang bunda Adam, menemukan sebuah majalah yang disitu terdapat artikel tentang wayang. Dia pun merengek-rengek minta dibacakan cerita wayang yang ada di majalah tersebut,
 termasuk tokoh-tokohnya yang terpampang di sampul belakang. Dia pun dengan sangat cepat mulai menghafal tokoh-tokoh wayang tersebut. Nah, mulai dari sinilah, keinginan Adam untuk bisa main wayang alias menjadi dalang semakin kuat, dan semakin tidak terbendung.
                Sebenarnya, di awal-awal sang ayah-bunda Adam Ghifari, yaitu H. Rhoma Irama dan Gita Andhini Saputri sempat bingung dengan tabiat Adam seperti itu. Maka, pernah pada suatu ketika, Adam dimasukkan kursus olah vokal atau bina vokalia kenamaan di kota Solo. Hal ini sangat lumrah, menilik sang ayah adalah maestro dangdut yang tentu saja darahnya mengalir jiwa seni, terutama dalam bidang tarik suara. Tetapi apa reaksi Adam saat itu? Di tempat kursus, dia tidak pernah serius memperhatikan pengajarnya, dia cenderung malas-malasan, bahkan memberontak. Akhirnya, dari mulut mungilnya tercetus……”Aku tidak suka menyanyi…aku ingin bisa main wayang…..aku ingin jadi dalang….!”
Sekitar usia 3,5 tahun Adam pentas
                Akhirnya, sang ayah-bunda mulai paham, kemana keinginan dan cita-cita Adam. Singkat cerita, pada awal-awal tahun 2003, Adam dipertemukan dengan guru dalang handal berasal dari padepokan sanggar seni Sarotama, H. Mudjiono, S.Kar. Melalui tangan beliaulah, bakat dan potensi Adam yang saat itu berumur 3, 3 tahun mulai diasah, dibina, dibimbing, dilatih dan dibentuk menjadi dalang cilik yang hebat. Di antara teman-temannya yang ikut latihan di sanggar tersebut, Adam-lah yang termuda. Tetapi, walau pun paling kecil, mental dan keberaniannya sungguh di luar dugaan. Dia juga secara cepat menyerap materi yang diajarkan oleh sang guru. Barangkali, darah seni sang raja dangdut yang menitis di tubuh Adam inilah yang membuat Adam, begitu cepat menguasai pelajaran pewayangan. Terbukti, dalam waktu dua bulan saja latihan, Adam sudah berani pentas.
                Adam benar-benar melebur dan menyatu dengan wayang. Wayang adalah bagian hidupnya. Dengan main wayang, ternyata bisa jadi obat sakit bagi Adam. Pernah pada suatu hari, Adam sakit demam, tetapi dia nekad tetap latihan di sanggar. Aneh, rasa sakitnya seolah-olah tidak dirasakan, malah berangsur-angsur hilang, terbawa semangat Adam dalam memainkan wayang.
Saat adam beraksi dengan wayangnya
                Ternyata, tidak hanya terampil memainkan wayang saja, Adam pun lincah dalam memainkan kendang. Kemudian mulai merambah seni peran, seperti main wayang orang, kethoprak, dan guyon maton. Adegan dan dialog demi dialog  dia kuasai dengan sangat apik, bahkan cenderung spontanitas, tanpa dibuat skrip terlebih dahulu. Ketika terjadi kevakuman pada sebuah adegan dengan lawan bicaranya, Adam lah yang memainkan peran sebagai inisiator untuk membuka dialog.


Adam berdakwah di depan rekan-rekannya di SD Al Firdaus
 Media Dakwah
                Masyarakat tentu tahu, H. Rhoma Irama, ayahanda Adam dikenal sebagai musisi yang sangat religius, yang secara konsisten berdakwah melalui musik dangdut. Setiap lagu yang dikarangnya, selalu membawa nilai-nilai Islam. Selain itu, beliau seorang mubaligh sekaligus ulama panutan masyarakat. Prinsip-prinsip hidup inilah yang nampaknya diwariskan kepada Adam. Dengan profesi sebagai dalang atau menggeluti kesenian wayang, Adam, dalam setiap kesempatan pentas senantiasa menyisipi materi cerita dengan ajaran-ajaran Islam kepada khalayak. Seperti ayahandanya, Adam pun sering ditunjuk sebagai da'i cilik  untuk memberikan ceramah kepada teman-temannya, bahkan kepada masyarakat umum. Kemampuannya sebagai da'i cilik tidak terbantahkan lagi, terbukti dalam setiap ajang lomba da'i cilik, Adam pun sering tampil menjadi juara.
Adam Gifari
                Di mata guru dan teman-temannya, Adam adalah anak yang sopan dan pintar bergaul. Ia pribadi yang menyenangkan dan penuh humoris. Maka tak heran, ia banyak mendapatkan teman-teman di berbagai lingkungan pergaulan. Dia juga tahu, kapan harus belajar, bermain, dan bercanda. Hampir semua teman-temannya di sekolah maupun di sanggar menyukai pribadinya. Walaupun Adam anak seorang selebritis terkenal, Adam sama sekali tidak menunjukkan kesombongannya. Dia lebih suka menjadi dirinya sendiri. Adam ingin mengukir prestasi dengan segala potensi dan kemauannya yang kuat, tidak semata-mata karena pengaruh nama besar ayahandanya.








Gubernur Jateng, Mardiyanto menyerahkan wayang ke Adam
B. Catatan prestasi Adam
1. Juara II lomba Pidato Bahasa Jawa se-Kotamadya Surakarta dalam rangka Maulid Nabi yang diselenggarakan Depag Surakarta tahun 2005.
2. Pengalaman mendalang keliling Jawa tahun 2005 dalam pentas Wayang Kancil: Jogya, Salatiga, Surabaya, Jakarta.
3. Tahun 2005 pentas Exibisi Lomba Dalang Cilik se-Karesidenan Surakarta di Wonogiri.
4. Tahun 2006 pentas Exibisi Festival Dalang Cilik se-Jawa di PPPG Kesenian Yogakarta.
5. Tahun 2006 pentas Exibisi Dalang Cilik se-Kota Surakarta di Joglo Sriwedari.
6. Tahun 2007 pentas Duet 2 Kelir 2 Dalang: Pati, Malang, Wonogiri, Purwokerto.
Berfoto bersama Prof. Dr. Amien Rais
7. Tahun 2007 pentas dalang bocah dalam Festival Budaya Jawa Tengah di RRI Semarang.
8. Tahun 2007 sebagai pendukung kolaborasi wayang anak sebagai tokoh Guwarso dalam rangka Indonesia Permormance Art Marc di ISI Surakarta.
9.  Pentas Wungonan Gubernur Jawa Tengah di Rumah Dinas Puri Gedeh Semarang
10. Temu Dalang Cilik II se-Jawa 2007 di Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta
11. Pentas duet dalang cilik Ki Adam Ghifari dan Ki Amar Prodopo dalam acara Dasawarsa Yayasan Al Firdaus disaksikan oleh H. Rhoma Irama, Ki Warseno Slank, dan para pejabat Dikpora Solo
12. Pentas wayang Lintang Johar Minggu Kliwonan Februari 2008 di Sriwedari Solo
13. Meraih 10 besar festival dalang bocah tingkat nasional dalam rangka Hari Anak Nasional 23 Juli 2008 di Jakarta
14. Penyaji terbaik Festival Dalang Cilik tingkat Nasional di Jakarta 2008
15. Juara I Festival Ketoprak Pelajar Kota Surakarta 2008
16. Juara I Mendongeng berbahasa Jawa dalam rangka Dies Natalis UNS 2009
Adam diapit 2 dalang kondang, Ki Anom Suroto & Ki Manteb Soedharsono
17. Temu Dalang Cilik Nusantara III, 16 – 21 Juli 2009 di Pendapat Taman Budaya Provinsi Jawa Tengah dengan predikat Dalang Ngabehi
18. Pentas keliling Wayang Lintang Johar, 1 Mei 2010 di Mondokan Sragen
19. Pengisi acara talk show dialog interaktif di radio MTA FM Surakarta, 10 Mei 2010 
20. Festival dalang cilik DIY, 25 Mei 2010 di UNY dengan predikat dalang favorit
21. Lomba dolanan anak-anak, 10 Juni 2010 dalam rangka Renaincance Kebudayaan di UNS Surakarta sebagai unggulan kedua
Adam beraksi di pagelaran wayang beber
22. Sebagai peserta dalang bocah dalam rangka GEBYAR DALANG LINTAS GENERASI, 16-18 Juni 2010 di RRI Surakarta tercatat rekor MURI dengan kategori pagelaran wayang dengan berbagai jenis
23. Pentas kolaborasi wayang beber karya Kang Dani Permana, dipimpin oleh Kang Joko Ngadimen dalam acara Kenduri Wayang, peluncuran Marsini Komunitas Budaya Pusat Pengembangan Keberagaman dan Kemajemukan Indonesia, 2 Desember 2010 di Grogol Sukoharjo


C. Prestasi dan penghargaan sebagai da’i cilik
1. Juara I lomba da’i cilik kota Surakarta 2008
2. Penceramah di berbagai acara, seperti pada seminar pendidikan tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tahun 2010
Adam terima penghargaan dari Rektor UNY
D. Prestasi dan penghargaan terbaru
1. Juara I sebagai sang bintang pada acara pencarian anak berbakat tingkat Jawa Tengah dan DIY yang diselenggarakan oleh sebuah stasiun TV lokal tanggal 19 Mei 2010
2. Sebagai dalang bocah terfavourit dan terbaik untuk kategori sanggit pada acara Diesnatalis Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ke-46 pada tanggal 29 Mei 2010









Adam sabet juara I pencarian anak berbakat tingkat Jateng-DIY


















Adam bersama ayahanda
 Kata sang ayah
Setahu saya, Adam adalah seorang anak yang cerdas, dia dapat menyerap berbagai macam ilmu pengetahuan dengan cepat dan baik. Disamping itu, Adam cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Secara spesifik, ternyata Adam punya bakat dan kegemaran terhadap kebudayaan tradisional wayang kulit. Dan jelas bakat itu bukan faktor keturunan. Namun, dalam menjalani bakatnya sebagai dalang, dia juga memiliki rasa keagamaan yang sangat kuat dan pandai berdakwah. Saya selaku orangtua, tentu saja merasa bangga dan mempunyai kewajiban untuk men-support bakatnya secara moril/materiil sepenuhnya. (Solo, 1 Juli 2010 - Rhoma Irama)







Apa kata mereka?
Mamiek Prakoso (pelawak)
"Adam, memiliki bakat seni yang luar biasa. Selain cerdas, cepat merespon, juga mampu berdialog dengan orang dewasa tanpa rasa canggung. Saya kira, Adam kelak menjadi seniman yang handal, yang mampu melestarikan budaya Jawa". (Mamiek Prakoso)







Ki Manteb Soedharsono
"Sejak kecil, bakat Adam menjadi dalang atau seniman sudah terlihat jelas. Kemauannya juga sangat kuat. Dia juga cepat dalam menerima materi. Dengan kecerdasannya, pentas wayang yang dimainkan Adam, bisa lebih hidup dan menarik". (Ki Manteb Soedharsono)






H. Mudjiono, S.Kar
"Saya sebagai guru dalangnya Adam sejak umur 3,5 tahun, sangat mengenal bagaimana Adam yang berbeda dengan anak sepantarannya. Dia anak tekun, cerdas, berani, dan cepat menguasai materi. Dia memang sudah jadi saat ini, sehingga dengan hanya diberikan stimulan saja, dia mampu mengembangkannya sendiri, bahkan lebih menarik dan menghibur". (H. Mudjiono, S.Kar)

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. semoga bisa memberikan inspirasi kepada anak-anak bangsa lain...

    BalasHapus
  3. semoga jadi presiden inndonesia yg ngabehi

    BalasHapus